Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juli 2022 tumbuh positif.
Posisi M2 bulan lalu tercatat sebesar Rp 7.846,5 triliun atau tumbuh 9,6 persen secara year on year setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,7 persen.
“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan seluruh komponen M2,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis pada Rabu, 24 Agustus 2022.
Adapun M1 atau uang beredar dalam arti sempit tumbuh 14,9 persen (yoy) setelah bulan sebelumnya tumbuh 16,6 persen.
Peredaran uang kartal pada Juli 2022 sebesar Rp 822,0 triliun atau naik 8,3 persen dibandingkan dengan Juni yang tumbuh 10,3 persen.
Giro rupiah tercatat tumbuh 25,5 persen setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 29,6 persen.
Kemudian, dana float uang elektronik pada Juli 2022 tercatat Rp 9,5 triliun dengan pangsa sebesar 0,2 persen terhadap M1 atau tumbuh 14,0 persen (yoy) setelah sebelumnya tumbuh 17,4 persen pada Juni 2022.
Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,6 persen terhadap M1 tercatat sebesar Rp 2.170,5 triliun pada posisi laporan.
Angka ini setara dengan 11,1 persen (yoy).
Sebelumnya, kenaikannya lebih besar, yakni 11,2 persen.
Uang kuasi dengan pangsa 42,8 persen dari M2 tercatat Rp 3.360,8 triliun pada Juli 2022 atau tumbuh 3,2 persen (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 3,4 persen.
Pertumbuhan uang kuasi terutama disebabkan oleh pertumbuhan komponen simpanan tabungan lainnya dari 20,5 persen (yoy) menjadi 17,6 persen (yoy) pada bulan laporan.
Sementara itu, simpanan berjangka mengalami kontraksi 0,91 persen secara yoy setelah terkontraksi 0,94 persen pada Juni 2022.
Perkembangan simpanan berjangka sejalan dengan perkembangan suku bunga yang ditawarkan.
Di sisi lain, pertumbuhan komponen giro valas tercatat sebesar 21,2 persen (yoy) pada Juli 2022, setelah bulan sebelumnya tumbuh 21,1 persen.
Kemudian, BI mencatat komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,2 persen terhadap M2 tumbuh 12,3 persen (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 50,7 persen pada Juni 2022.
HENDARTYO HANGGI Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.